Sabtu, 08 Oktober 2016

Islamic World View dalam pandangan Al-Attas

Islamic world view lahir dari pandangan ulama Muhammad Naquib Al-Attas untuk mebendung hadirnya Western worldview. Western worldview menurut Al-Attas berasas pada ideologi sekulerisme yang memisahkan antara urusan duniawi dan agama. Al-Attas memandang persoalan ini dengan menyatakan bahwa Islam mempunyai worldview tersendiri yang berbeda, maka dengan itu ia menghadang segala upaya westernisasi dengan menggunakan istilah dewesternisasi. Dewesternisasi dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh-pengaruh dunia Barat terhadap dunia Timur (Islam).
Muhammad Naquib Al-Attas
Westernisasi sendiri berasal dari kata Western yang artinya Barat. Westernisasi berarti proses pembaratan, pengambilalihan, atau peniruan budaya Barat. Unsur budaya yang paling cepat ditiru umumnya adalah budaya material.[1] Jadi, westernisasi adalah suatu kesatuan paham yang membentuk suatu gaya hidup yang masuk ke dalam sistem secara totalitas, atau dengan pengertian yang hampir sama bahwa westernisasi adalah proses transformasi nilai-nilai yang berasal dari Barat ke dalam masyarakat lain.[2]

Tentunya nilai yang ditransformasikan di sini adalah nilai-nilai way of life, tidak hanya transformasi teknologi dan ilmu semata. Sebagai contoh budaya pakaian dalam pernikahan, gaya hidup, dan budaya ulang tahun. Hal inilah yang membedakan antara modernitas dan westernisasi, walaupun secara sederhana di antara kedua term tersebut hampir memiliki kemiripan sehingga terdapat bias makna.
Worldview adalah term yang dipakai dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa Jerman yang semakna yakni, weltanschauung dengan arti, “pandangan hidup” atau “pandangan dunia”, dengan pengertiannya tentang realitas sebagai suatu keseluruhan atau pandangan tentang kosmos. Pandangan umum tentang dunia ini berarti pandangan yang menyangkut soal hakikat, nilai, arti, dan tujuan dunia serta hidup manusia. Selain itu dapat dikatakan bahwa worldview merupakan sistem prinsip, pandangan dan keyakinan yang dapat menentukan arah kegiatan individu, kelompok sosial, kelas atau masyarakat.

Istilah Islamic Worldview sendiri menurut Muhammad Naquib al-Attas adalah visi tentang realitas dan kebenaran, yang terbaca oleh mata hati kita dan yang menerangkan tentang hakikat wujud yang sesungguhnya, sebab totalitas dunia wujud itulah yang diproyeksikan Islam. Oleh sebab itu, istilah worldview ini diterjemahkan oleh al-Attas ke dalam terminologi Islam (bahasa Arab) sebagai Ru’yat al-Islam li al-Wujud yang berarti pandangan Islam terhadap hakikat dan kebenaran tentang alam semesta.
Al-Attas berpendapat bahwa dalam pandangan hidup Islam (Islamic worldview) terdapat elemen penting yang menjadi karakter utamanya.[3] Elemen penting pandangan hidup Islam (Islamic worldview) itu diantaranya adalah Pertama, Dalam pandangan hidup Islam (Islamic worldview), realitas dan kebenaran dimaknai berdasarkan kepada kajian metafisika terhadap dunia yang nampak visible world dan yang tidak nampak invisible world.

Kedua, Pandangan hidup Islam (Islamic worldview) bercirikan pada metode berfikir yang tauhid integral. Artinya dalam memahami realitas dan kebenaran pandangan hidup Islam (Islamic worldview) menggunakan metode yang tidak dikotomi, yang membedakan antara objektif dan subjektif, historis-normatif, tekstual-kontekstual dsb.[4]
Ketiga, Pandangan hidup Islam (Islamic worldview) bersumberkan kepada wahyu yang diperkuat oleh agama dan didukung oleh prinsip akal dan intuisi. Karena itu pandangan hidup Islam telah sempurna sejak awal dan tidak memerlukan kajian ulang atau tinjauan kesejarahan untuk menentukan posisi dan peranan historisnya. Keempat, Elemen-elemen pandangan hidup Islam (Islamic worldview) terdiri utamanya dari konsep Tuhan, konsep wahyu, konsep penciptaan-Nya, konsep psikologi manusia, konsep ilmu, konsep agama, konsep kebebasan, konsep nilai dan kebajikan, konsep kebahagiaan.

Kelima, Pandangan hidup Islam (Islamic worldview) memiliki elemen utama yang paling mendasar yaitu konsep tentang Tuhan. Konsep Tuhan dalam Islam adalah sentral dan tidak sama dengan konsep-konsep yang terdapat dalam tradisi keagamaan lain, seperti dalam tradisi filsafat Yunani dan Hellenisme, tradisi filsafat Barat, atau tradisi mistik Timur dan Barat sekaligus.
Islam adalah pandangan hidup yang jauh lebih dalam menjangkau keseluruhan kehidupan maupun metode berpikir umat Islam. Pandangan hidup itulah yang menyebabkan cara berpikir dan perbuatan seorang Muslim berbeda dengan mereka yang ingkar (kafir). Inilah yang disebut sebagai the worldview of Islam.

Daftar Pustaka
[1] Janu Murdiyatmoko, Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat (Bandung: Grafindo, 2007), 21.
[2] M. Dawam Rahardjo, Intelektual, Inteligensia, dan Perliku Politik Bangsa (Bandung: Mizan, 1996), 13.
[3] Hamid Fahmy Zarkasyi, Islam Sebagai Pandangan Hidup, dalam Tantangan Sekularisasi dan Liberalisasi di Dunia Islam (Jakarta: Khairul Bayan, 2004), h. 9.
[4] Ibid.,

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com